Saturday, December 23, 2017

Pororo Polymer Clay Figure

Tahun 2017 ini rasanya super cepat, secepat kilat. Rasanya baru January awal tahun ada banyak harapan-harapan, tapi tiba-tiba sudah hampir akhir tahun. Rasanya ada banyak hal yang  belum terwujud, seperti rutin mengisi channel youtube dengan video tutorial. Tapi di sisi lain banyak ucapan syukur juga, Tuhan banyak memberikan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru dalam berkreasi, banyak ketemu teman baru, dan banyak hal lainnya yang tidak bisa kuceritakan semua. 

Dengan banyaknya kesibukan dengan dummy food tahun ini, akhirnya bikin figure kesukaanku, Pororo :) Tadinya pororo dan petty ini mau kubuat dari air dry clay, tapi sesekali coba juga deh bikin 3D figure yang lumayan besar pakai polymer clay. Figure ini kubuat dari polymer clay cernit. Untuk warna-warnanya memang kusesuaikan dengan warna karakter aslinya dan jadilah Pororo figure dan Petty setinggi 5 cm. Pororo yang ini akan terbang ke singapore akhir tahun ini :) 

Pororo & Petty Figure @ KuroHouseofCraft "wait Pororo"

Karena Pororo Identik dengan salju dan di pengunungan es, kubuat fotonya dengan background es beneran. Jadi Es seplastik besar kuhancurin dan dibentuk seolah jadi pegunungan es, dialasi papan/ stereofoam putih. jadi deh suasana gunung salju tempat di mana Pororo dan teman-temannya tinggal. Hehe karena aku cukup suka fotografi, mulai dari bikin esnya dan proses foto-fotonya cukup membuat hatiku senang.

Pororo & Petty Figure @ KuroHouseofCraft "Hello"

Pororo & Petty Figure @ KuroHouseofCraft

Pororo & Petty Figure @ KuroHouseofCraft "Petty, are you okay?"
Nah, figure pororo semacam ini, keunggulannya memakai polymer clay adalah ketahanannya terhadap air, jadi misal setelah dijadikan cake topper, setelahnya masih bisa dipajang atau dijadikan toys/ mainan/ objek foto. Tentu saja untuk cake topper, figure yang terbuat dari clay harus disesuaikan beratnya dengan jenis kuenya. kalau dummy cake sangat tidak apa-apa, tapi kalau cake yang mudah ambles/ super lembut, kusarankan topper memakai light weight air dry clay. Untuk ukuran 5-10 cm, kurasa polymer clay masih tergolong ringan.

Happy Holiday buat semuanya :) 

Tuesday, December 5, 2017

Swap Time 3 Komunitas Seni Clay Indonesia bertema Fauna Indonesia

Meneruskan ceritaku di Clay Swap 3 sebelumnya, ini dia karyaku yang kubuat untuk swap/ tukar-tukaran karya antara seniman-seniman clay / clayer se Indonesia.

Ide ini muncul waktu dapet sovenir berupa kalender duduk yang simpel, nah tarus dudukannya kuubah deh jadi diorama yang terbuat dari clay. Biar kalender ini nggak biasa aja, kusisipin kata-kata positif di sela-sela lembaran kalendernya. hehe




Kegalauan yang kualami ini masih berlanjut sesaat sebelum karya swap ini dikirim, padahal sudah kupacking tapi dalam hati masih ada aja yang kurang. Pas searcing-searching di google ketemulah kupu-kupu cantik asli sumatra. Baru Jadi deh diorama ini rasanya lumayan komplit.

Ceritanya ada adik kakak gajah sumatra yang kehilangan orang tuanya, mereka dibunuh dan diambil gadingnya oleh manusia yang serakah dan jahat. Setelah berlari ke sana kemari, mereka menemukan sebuah tempat persembunyian di hutan tropis Sumatra. Di sana adalah tempat yang aman. Ada bunga-bunga, jamur-jamur lucu, rumput-rumput yang sedikit lembab dekat rawa-rawa dan ada kupu-kupu asli sumatra yang namanya juga cantik seperti sayapnya. Paralaxita Damajanti (kusebut aja Sita Damayanti hihi cantik kan namanya). 


Diorama ini kubuat atas dasar, yang pertama kepedulianku terhadap lingkungan di Indonesia. Negara ini kaya dan membanggakan, apa saja tumbuh subur dan hewan-hewannya banyak sekali. Tapi karena kekayaan itu, tidak sedikit masyarakat kita yang tumbuh menjadi pribadi yang pemalas, tinggal ambil sampai musnah tanpa memikirkan kelestarian alamnya. Seandainya tiap-tiap wilayah di Indonesia bangga dan menciptakan sesuatu yang berharga terhadap cirikhas daerahnya, misal gajah sumatra, kupu-kupu bernama damayanti ini, orang utan kalimantan, kangguru wondiwoi, burung cekakak sulawesi, maka masyarakat pun akan mengikuti perlahan untuk lebih peduli dan menjaga kelestarian alamnya. 

Yang kedua adalah, kita sebagai bangsa Indonesia juga seharusnya mampu membuat sovenir-sovenir, oleh-oleh atau hadiah yang menarik dari Indonesia. Kita bisa membuat sesuatu yang terlihat lucu, imut, indah dan penuh warna. Seperti yang pernah kubilang di postingan facebookku, tiap saya ke suatu daerah pariwisata, pengen banget beli pajangan/ sovenir yang menarik, tapi maaf kebanyakan masih terlihat dekil-dekil, dibuat seadanya dan yah harga tentu sebanding dengan kualitas. Beda dengan di Bali yang managemen pariwisatanya sudah diolah dengan baik. Ayo pengrajin-pengrajin Indonesia, Indonesia itu gak melulu harus batik, harus ukiran banget, gak melulu harus menjual gading asli gajah, gak melulu harus menjual cangkang kerang dari laut. Kita bisa mengkreasikan sesuatu yang unik, lucu, dari bahan-bahan/ media lain seperti clay, kayu sisa, lukisan, dsb. Saya bukan bilang bahwa batik tidak bagus, mari kita out of the box, membuat sesuatu yang gereget, bagus, bisa diterima bangsa-bangsa lain, dsb. Toh juga kalau terkenal, siapa yang bangga? tentu Indonesia. 

Semoga melalui acara yang diadakan Komunitas Seni Clay Indonesia ini, akan ada banyak muncul seniman-seniman yang membanggakan Indonesia.