Friday, February 22, 2019

Holiday 3D2N Cirebon Trip and Eat

Awal Februari 2019 ini saya, suami dan mertua, jalan-jalan di kota Cirebon selama 3 hari 2 malam. Kami melilih dua hotel yang berbeda, booking dulu dari traveloka. Hotel untuk malam yang pertama kami melilih Amaris dan yang kedua kami mau bersantai di Hotel Aston Cirebon.

Perjalanan dari Jakarta ke Cirebon bisa pakai kereta, bus dan mobil, perjalanan menggunakan mobil sekitar 3 sampai 4 jam, apalagi adanya jalan tol yang baru sangat memudahkan.

Karena saya bukan orang Cirebon, harus banget nanya ke orang Cirebon asli, ada temanku Lia yang hampir semua itinerary ini adalah rekomendasinya.
Cirebon termasuk kota wisata, mestinya bisa ke keraton Cirebon, tapi kali ini cuma pengen kuliner dan wisata alamnya.

Hari pertama kami sampai di Cirebon sekitar jam 9, langsung ke Telaga Nilam di daerah Kuningan, ini rekomendasi temanku, orang Cirebon sendiri jarang yang tahu lho waktu kutanya orang lain. Tempatnya masih asri banget dan sejuk, airnya jernih dan nggak terlalu dalam. Jadi anak-anak sampai dewasa bisa deh nyebur seger.. ohya ada ikan-ikan kecil juga di sana. Biaya masuk ke Telaga Nilam cukup murah, 5ribu rupiah saja.


Ohya di antara jalan masuk, kulihat ayam.. lucu ya, terasa banget desanya dan banyak pepohonan rindang. Di sana kami juga ketemu ibu-ibu yang berjualan rambutan dan kepundung. Buahnya segar dan manis, dijual hanya lima ribu saja dapat sekantong, sungguh murah meriah.


Nah begitu masuk Telaga Nilam, kita akan disambut suara aliran air yang jernih itu. Juga ada warung-warung di sekitarnya. Hm.. menurutku ya, ini masukan banget lho buat pemerintah daerah kuningan atau cirebon atau Gubernur atau menteri pariwisata dan masyarakat di sana.. siapapun itu yang bagian ngurusin wisata di daerah masing-masing. Telaga ini sangat potensial, akan lebih baik jika warung-warung itu ditata yang rapi, jangan terlalu di pinggir telaganya supaya berenang dan foto-fotonya lebih menyenangkan, ditata bersih, diberi warna senada, minimalis dan diberi sentuhan budaya. Pasti akan menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Apalagi kalau bisa dikasih bunga-bungaan yang indah dan rapi. Saya yakin masyarakat di sana juga pasti lebih diuntungkan. Moga-moga saranku ini diterima dengan baik ya. ya....


Ini pohon bunga mussaendah, satu-satunya bunga (yang kelihatan) yang kulihat di sana, ohya di sana juga ada beberapa sampah botol di beberapa pojokan, duh..wisatawan lokal, ayo dong manner dibagusin ya, jangan buang sampah sembarangan, itu merugikan diri kita sendiri. Juga jangan merokok sembarangan ya gaes.. ayo lebih pintar.
di Nilam, diriku nggak nyebur karena males ganti baju, di sana memang di sediakan tempat bilas dan ganti. Terus kami melanjutkan perjalanan selama 15 menit ke Telaga Biru. Entah kenapa bisa biru (lupa nanya), yang jelas telaganya cukup cantik buat foto-foto. Di Telaga ini lebih banyak ikan emas dan kulihat penduduk sekitarnya juga banyak memelihara ikan emas.



 Foto cantik Tahu gejrot pertama yang kita nikmati di telaga Biru. Rasa 6 dari 10 tapi okelah buat yang lapar.


Yakk... siap-siap ngiler ya.. sebelum check in di Amaris, kami lanjut kuliner ke Empal Gentong Krucuk 1, kusarankan ke yang 1 karena yang empal gontong krucuk 2 tidak menyediakan empal gentong kambing. Menurutku tempatnya cukup enak, walaupun kelihatannya agak susah parkir, ada kog tukang parkirnya. Tempatnya ber AC, bersih dan ramai. Dan kusuka karena terang, nggak remang-remang.




 Harganya cukup murah dibandingkan di Jakarta dan sekitarnya, dan porsinya menurutku sangat memuaskan.

Ini tahu gejrot kedua. Rasa 7 dari 10, tahunya cukup enak.


Sate sapinya empuk


ini namanya empal asem, mirip sup bening.


Ini Empal gentong andalan. rasanya enak dan gurih, khusus diriku tanpa MSG


Nah favoritku yang ini, Empal Kambing. Dagingnya empuk dan meresap banget. sluurrpss




Ohya selain ini sebenernya juga makan es duren, tapi menurutku es durennya kebanyakan santannya daripada durennya (lah iya harganya segitu mau apa sih) hihi..


Setelah makan kenyang di empal gentong krucuk, kami check in di Hotel Amaris. Hotel ini kecil tapi nyaman, pegawainya juga ramah-ramah. Lokasinya berdekatan dengan stasiun dan pusat kota. Jadi cocok banget buat jalan-jalan.


Setelah check-In dan istirahat sebentar, sore-sore kami ke pasar kanoman yang berlokasi di jalan Kanoman, Cirebon. Di depan Toko Manisan Shinta ada penjual tahu gejrot yang katanya enak. Yak.. ini tahu gejrot ke-3 yang rasanya menurutku 7.5 dari 10. Ohya harganya seporsi 10ribu.



Seperti halnya kota-kota lainnya, Cirebon memiliki aneka makanan lokal yang cocok dijadikan oleh-oleh, kalau di pasar kanoman dari pagi sampai siang, tempatnya ramai dan padat. Di sana banyak toko-toko yang menjual oleh-oleh, oleh-oleh yang kubeli adalah kerupuk kulit kerbau, tape cirebon, ikan asin dan ikan asin jambal roti. Karena Cirebon juga termasuk kota pelabuhan.


Hiks.. Hujan pun melanda dan kami kesulitan berjalan, karena ya..trotoar di sini banyak ditutup pot besar, penjual makanan yang menyekat-nyekat area trotoar. seandainya mereka berjualan tanpa menyekat-nyekat jalan, pasti lebih memudahkan. Begitu hujan deras, banyak genangan air di jalan. seandainya selokannya dibuat lebih oke dan bersih, pasti enak banget deh buat kulineran walaupun hujan.

Kuliner Malam pun dimulai jam 18.00, yaitu sate yang disebut Sate Kalong, ini entah kerbau atau sapi.. pokoknya beda gitu penyajian satenya.


Seperti ini, tipis-tipis, manis dan seporsinya 30ribu. isinya boleh campur dengan urat seperti ini dengan tempat duduk lesehan, mirip seperti di Solo. Hanya kulihat Solo lebih bersih dan nyaman. Rasa ini 9 dari 10, enak!




makan segitu mana nendang sih? jadi kami melanjutkan perjalanan ke Mie Koclok Mang Sam, di Jalan Pekiringan sebelah kanan jalan. Mereka menyediakan Mie koclok, Gado-gado ayam pakai kuah opor, juga sop 

Sebenarnya ya.. ini mienya mirip-mirip dengan mie berkuah santan yang ada di berbagai daerah, hanya saja tiap daerah ada cirikhasnya masing-masing. Mie Koclok menurutku lebih manis, kuahnya putih santan dan dagingnya menggunakan ayam. Kalau di Palembang Mie Celor kuahnya santan kuning kemerahan dan pakai udang, di Belitung ada Mie Atep yang manisnya dari udang juga tapi lebih light. Nah kalau di Jawa timur, mienya pakai kuah petis..Mie lontong balap. hihi

Soal rasa menurutku 8 dari 10 dan tempatnya oke juga bersih, mirip-mirip kalau kulineran di cibadak Bandung. suasananya juga terang walaupun di pinggir jalan.





Uhh kenyangnya... setelah itu kami balik ke hotel dan tidur pulas. 

Pagi-pagi, Sebelum sarapan di hotel kami berkeliling sebentar untuk jogging di sekitar stasiun, kalau pagi masih sepi seperti ini. Dan waktu itu ada car free day..kami menemukan



Susu Unta. Ini pertamakalinya saya minum susu unta, rasanya kata yang jual hambar, tapi dia campur dengan madu putih, jadinya ada manis-manisnya. Herannya itu kacang pistachio adalah free, hehe jadi kalau minum susu di sana..dapat kacang pistachio. Terus saya juga belanja buah tin kering yang ada di foto itu. Rasa buah Tin menurutku enak, yang ini sudah dijadikan manisan dan nggak semanis kurma. Oh dan suamiku pesan susu kambing, hihi katanya buat stamina laki-laki bagus.



Setelah sarapan , kami langsung ke pasar kanoman lagi untuk beli oleh-oleh seperti yang kusebutkan di atas, sayangnya untuk pejalan kaki kurang friendly banget..pasar penuh sesak dengan pedagang kaki lima dan transportasi yang macet.

Dari pasar kanoman, kami lanjut kuliner nasi jamblang Ibad Otoy, jalan masuknya seperti gang, tapi dalamnya luas, jadi buat parkir sih oke hanya bentuk jalannya berlubang-lubang.

Nasi Jamblang itu cocok buat yang suka pedas-pedas, karena hampir semua menunya pedas. Satu porsi nasi (sekitar 3 sendok makan) harganya 2ribu, cocok buat yang diet nasi. Ada aneka menu cumi hitam, tempe tahu, pepes dan lain sebagainya tapi rata-rata pedas. Nah di sebelah ibad Otoy juga ada es duren dan tahu gejrot, ini tahu gejrot ke berapa ya? sampe lupa kufoto. Kalau ini nilainya 9 dari 10 karena si Ibu yang jual nambahin bawang merahnya banyak dan enak. Es durennya juga lebih mantab di sini..harganya memang 20ribu tapi mantap 







Nah setelah makan siang, kami langsung ke Aston Cirebon. Hotel ini sangat nyaman, karena kami menginap tepat sebelum Imlek, dekorasinya masih bernuansa Imlek, ada lampion dan ekstra lampu-lampu. 




Ini dalam kamarnya, kamarnya luas sekali dibandingkan hotel-hotel bintang lima di Jakarta yang sekelasnya.


Istimewanya lagi, adalah kolam renangnya ada yang dalam dan tidak, kalau nggak salah ada empat. Jadi mulai dari baby sampe dewasa bisa berenang gembira. Cirebon bukan kota yang dingin, jadi enak banget berenangnya tanpa takut masuk angin. hihi
(Ini juga yang menjadi penyebab wisatawan asing suka Indonesia)


Di Aston Cirebon, kami juga mendapat free rental bike, jadi ada sewa gratis sepeda untuk bisa dipakai buat bersepeda di aera hotel. Setelah bersepeda dan berenang, kami tidur sebentar, mandi dan lapar. Namun ketika mau memesan makanan menggunakan gofood, ternyata di Cirebon itu kalau sudah jam 6 sore, bakalan jarang ada yang jual makanan, kecuali yang ada di sekitar pasar kanoman. Jadinya kami ke Pizza Hut, demi apa coba makan pizza hut di Cirebon? ya demi lapar.






Malam itu kami tidur nyenyak dan paginya menikmati aneka makanan all you can eat di Aston. Nggak usah mikirin berat badan ya.. dan segala alergi itu :D

Setelah makan all you can eat, kami bersantai di Hotel dan siangnya check out. Nah, karena masih kangen sama empal genthong, kami mampir di Empal Gentong Krucuk 2, tapi yang kambing nggak ada. ya sudah deh sapi aja. Setelah itu langsung cuss balik ke Bandung untuk imlekan. 

Bye Cirebon, semoga bisa visit lagi kapan-kapan dengan cirebon yang lebih keren, lebih indah, lebih bersih, dan bebas polusi asap rokok. Lain kali ke mana lagi ya? yuk..kita piknik.

(KuroHouseofCraft) 2019




Friday, February 8, 2019

Giant Food Replika (Dummy Food) Pertama di Indonesia



Halo Indonesia, 

Siang ini saya mau post karya saya di awal tahun 2019 yang cukup membuat saya kekar.. iya soalnya, waktu membuat claynya..badan rasanya kayak habis angkat barbel berkilo-kilo dengan proses yang lumayan lama :D (tapi herannya berat badan gak turun juga) haha

Seiring dengan berkembangnya dunia kerajinan tangan dan seni di Indonesia, akhirnya saya membuat juga replika bukan yang biasa. Biasanya, saya membuat ukuran aslinya dengan perbandingan 1:1 atau miniaturnya dengan perbandingan 1:3, 1:6, 1:12 dan sebagainya. Tapi kali ini saya membuat sebuah mie kare/ Curry laksa noodle dengan ukuran mangkok yang berdiameter sebesar 60 cm. Mangkoknya sendiri sudah cukup berat, ditambah mie, kuahnya dan aneka toppingnya maka replika ini nggak bisa diangkat 1 orang, alias harus 2 orang. begitulah si Pak Sopir mengaku keberatan ketika memindahkan food replika ini. 
Giant Food Replica by KuroHouseofCraft

Dan inilah Giant Food replika/ Giant Upsize Dummy Food pertama di Indonesia yang dibuat oleh KuroHouseofCraft yang akhirnya jadi juga...
karena waktu membuatnya sangat extra deg-degan, bagi yang demen seni clay, bikin clay dengan ukuran lebar-lebar itu beresiko pecah, melendung bahkan mencekung, ditambah resiko bagian dalamnya nggak kering-kering ><" uh rasanya pengen cepet kuselesaikan tapi bagaimanapun harus bersabar menunggu dan membuat proses demi prosesnya, mulai dari conditioning/ menguleni claynya, pencampuran warna, sculpting, painting dan sebagainya. Begitu jadi rasanya super lega pakai banget.

Giant Food Replica by KuroHouseofCraft

Giant Food Replica by KuroHouseofCraft

Giant Food Replica by KuroHouseofCraft
Nah yang mau selfie sambil menikmati curry laksa benerannya, silahkan ke Legend Kitchen ya :) Replika ini dibuat memang untuk selfie karena bagian 1 topping udang dan tahunya bisa dilepas2. tentunya jangan digigit atau dicuil-cuil ya..gemes boleh tapi dalam hati aja hihi.. 
Giant Food Replica by KuroHouseofCraft
kalau ini foto jarak dekatnya, bagi saya detail itu sangat penting sekalipun ukurannya besar, saya harus tetap memperhatikan tekstur, bentuk kuah dan lain sebagainya, supaya makin lihat, orang makin lapar hihihi

Giant Food Replica by KuroHouseofCraft

Giant Food Replica by KuroHouseofCraft

Giant Food Replica by KuroHouseofCraft

Giant Food Replica by KuroHouseofCraft


Giant Food Replica by KuroHouseofCraft

Ohya di foto terakhir ini, saya mau menjelaskan arti tulisan kanji yang saya sertakan di sana, 美術家, atau びじゅつか. bijutsuka, artinya adalah "artist" atau seniman. Jadi Food Replica  美術家 artinya adalah "Seniman Food Replika".
Replika makanan yang saya buat, bukan dibuat dengan buru-buru tapi saya membuatnya dengan hati dan teknik-teknik yang saya pelajari selama bertahun-tahun, tentu dengan mencurahkan waktu, materi juga tenaga. Semoga dengan demikian, semua orang bisa memahami bahwa tidak ada yang instan khususnya hasil karya - hasil karya handmade. 

Giant Food Replica by KuroHouseofCraft